Rabu, 31 Oktober 2012

Belajar di China, Kunci Pengusaha Ini Sukses Berbisnis



Rabu, 31 Oktober 2012 18:42 wib
Foto : James Tan, pengusaha yang sukses menembus pasar raksasa China/The Strait Times
Foto : James Tan, pengusaha yang sukses menembus pasar raksasa China/The Strait Times
JAKARTA - Untuk bisa bersaing dan sukses di pasar raksasa China, mungkin langkah terbaik bagi seorang pengusaha adalah memulainya dengan menjadi mahasiswa di Negeri Tirai Bambu tersebut. Tips ini disampaikan oleh penggagas situs belanja 55tuan.com yang merupakan grup kedua terbesar di China, James Tan.  
"Dalam dua sampai tiga tahun, Anda belajar di sana sambil mencari teman-teman baru. Kemudian, Anda akan menemukan orang-orang yang dapat dipercaya yang kemungkinan akan menjadi mitra bisnis Anda kelak," kata Tan, seperti dilansir dari The Strait Times, Rabu (31/10/2012).
 
Nasihat ini diberikan Tan yang telah memutuskan ingin menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi China, setelah bekerja pada industri teknologi di Singapura selama sekira sembilan tahun. Tan berkuliah di Tsinghua University, Beijing, dengan beasiswa IE Singapore yang diberikan kepada orang yang memiliki pengalaman kerja. Kemudian, dia mengikuti program master jurusan Administrasi Bisnis selama dua tahun pada 2008.
 
Ketika menjalani perkuliahan S-2, Tan bertemu empat pendiri 55tuan.com. "Groupon baru saja didirikan pada 2008. Kemudian, pada 2010, ketika kami berpikir untuk memulainya, tidak ada toko Groupon-seperti di China. Jadi kami mulai dengan satu toko," ujar pria yang kini berbasis di Beijing.
 
Kini, 55tuan.com telah berkembang sangat pesat dan memiliki pendapatan delapan digit US per bulan. Situs tersebut menjual berbagai hal, seperti produk kecantikan, perjalanan, dan pakaian. Perusahaan ini mempekerjakan 3.900 pekerja dan telah diperluas hingga ke 150 kota di China. Namun, memiliki 5.000 grup situs belanja di China, Tan menyebutkan persaingan tidak menjadi lebih mudah.
 
Kecintaan Tan dengan program dot.com timbul saat menjadi mahasiswa ilmu komputer di National University of Singapore. Ledakan dot.com pertama telah membuatnya sangat gembira, dan pada 1999 Tan bekerja paruh waktu di Asia Images yang terintegrasi dengan pendistribusian stok foto Asia.
 
Namun, pekerjaan ini ternyata menyita banyak waktu Tan sehingga dia tidak bisa melanjutkan kuliah dan tidak lulus. Dia kemudian bekerja di Singapore Computer Systems and Nets sebelum memutuskan untuk pergi ke China.
 
Kecintaan Tan pada dunia dot.com semakin bertambah setelah kunjungan ke Silicon Valley sebagai bagian dari program MBA-nya. "Saya bertemu dengan rekan-rekan saya yang sedang belajar ilmu komputer dan merupakan karyawan Google, Apple, dan Facebook. Saya melihat hal tersebut sangat menarik sehingga saya bertekad untuk memulai sebuah perusahaan di China," paparnya.
 
Setelah bekerja di China selama dua tahun, Tan yakin industri internet berpeluang untuk terus tumbuh karena tidak ada banyak BUMN bergerak di bidang tersebut. Kebanyakan bisnis internet China berkaca pada AS.
 
Tidak setiap ide AS berhasil diterapkan di China. Salah satunya adalah kegagalan jejaring sosial, Twitter. Tan menambahkan, kesuksesan tergantung pada waktu dan relevansi bisnis dengan pasar. Tapi melakukan bisnis di China semakin mudah. Hanya butuh waktu dua minggu agar lisensi website hosting 55tuan.com disetujui.
 
Namun, lanjutnya, jangan berharap semua harus terstruktur. "Cobalah untuk menjadi fleksibel, mengikuti hukum setempat, dan yang paling penting memiliki rencana bisnis yang baik dan menjalankannya dengan baik pula," tukasnya.
(mrg)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar