Rabu, 18 Mei 2011

Menyebar Virus Wirausaha Melalui "Reality Show"

Ilustrasi: Para peserta yang memiliki proposal ide bisnis yang inovatif bisa mendaftarkan diri di kompetisi reality show Diplomat Success Challenge, sebelum 24 Oktober 2010.
KOMPAS.com - Kondisi ekonomi, terutama kelas menengah, akan semakin menanjak jika wirausaha kuat. Sayangnya, jumlah wirausahawan di Indonesia hanya 0,18 persen. Masih jauh dari batas minimal dua persen kontribusi wirausaha untuk memajukan ekonomi suatu bangsa. Dibutuhkan banyak dorongan dan dukungan terhadap potensi wirausaha di dalam negeri. Celah inilah yang diamati produsen sigaret kretek Wismilak Diplomat, dan dituangkan dalam kompetisi wirausaha dalam format reality show bertajuk Diplomat Success Challenge.

Diplomat Success Challenge menantang anak muda, perempuan dan laki-laki, berusia 22-35 tahun untuk mengajukan proposal bisnisnya dalam sebuah kompetisi wirausaha. Inilah bentuk dukungan yang disebut sebagai partisipasi sosial Wismilak untuk mendorong kewirausahaan dalam negeri. Jika tertarik, segera daftarkan inovasi ide bisnis Anda ke website www.wismilak-diplomat.com sebelum batas akhir pengiriman proposal (24 Oktober 2010).

"Event ini mencari calon wirausahawan yang memiliki ide bisnis inovatif dan kreatif. Selain itu memiliki jiwa dan semangat entrepreneurship yang tinggi," papar Surjanto Yasaputera, Marketing Manager PT Gelora Djaja pada konferensi pers peluncuran Diplomat Success Challenge, di Hotel Four Season Jakarta, Kamis (23/9/2010).

Semangat kewirausahaan dan kegigihan peserta menjadi fokus utama reality show ini. Pilihan Wismilak Diplomat mengemas kompetisi wirausaha dalam reality show ini semata untuk memberikan inspirasi. Dari tayangan televisi ini, diharapkan semakin banyak anak muda yang berani bertindak dengan berbagai inovasi idenya. Selain juga membangun semangat kompetisi yang akan dibutuhkan saat membangun usaha nantinya.

"Reality show lebih inspiring, sekaligus juga sebagai cara untuk membuat virus wirausaha," tambah Surjanto yang juga bertindak sebagai juri dalam kompetisi di layar kaca ini.

Reality show ini akan yang ditayangkan langsung mulai 24 November hingga 29 Desember 2010 setiap Rabu pukul 22.30 di TV One.

Menurut pengamat ekonomi dan akademisi Aviliani, yang bertugas sebagai ketua dewan juri, kompetisi ini bisa menjadi stimulan.

"Selama ini tidak ada pihak yang care dan mau mendanai inovasi ide bisnis yang ada. Dengan ditayangkan di televisi, banyak orang yang akan menontonnya dan tertarik serta mau mendanai. Akan ada efek multiplier meski tidak menang dalam kompetisi," katanya dalam kesempatan yang sama.

Tayangan televisi yang menggambarkan semangat entrepreneur lebih mudah diserap khalayak. Menurut Aviliani, orang bisa melihat action dan mimik yang tergambar selama kompetisi. Dengan begitu pesan wirausaha lebih mengena: bahwa untuk mendapatkan keberhasilan bisnis perlu kerja keras.

"Tayangan seperti ini menjadi inspirasi, bukan sekadar menjual mimpi. Ada pesan yang lebih bermakna untuk hidup orang yang menontonnya," tambahnya.

Bahkan menurut peneliti INDEF (Institute for Development of Economics & Finance) ini, orang awam yang menyaksikan tantangan berwirausaha akan mulai tertarik membangun bisnis.

"Setidaknya dengan penonton bertanya ke dirinya, apakah bisa menjalani tantangan serupa, dia sudah mulai menilai diri sendiri. Selanjutnya ia mungkin akan berpikir, apakah sebaiknya berwirausaha atau bekerja sebagai karyawan," lanjutnya.

Dorongan berwirausaha bisa dilakukan dengan banyak cara. Misinya mengajak semakin banyak potensi muda di Indonesia untuk menantang dirinya membangun entrepreneurship. Mengingat masih dibutuhkan 4,5 juta entrepreneur untuk membangun ekonomi jauh lebih baik lagi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar