Rabu, 04 Mei 2011

Tak Sedikit Yang Anggap Osama Pahlawan


Tak Sedikit Yang Anggap Osama Pahlawan



Jakarta - "Osama Pahlawan!" Pekikan itu terus bergemuruh di markas Front Pembela Islam (FPI), Jalan Petamburan III, Jakarta Pusat. FPI, Rabu (4/5/2011) usai salat isya malam itu menggelar doa bersama untuk kematian Pemimpin Al Qaeda Usamah bin Muhammad bin Awad bin Ladin atau Osama bin Laden.

Ratusan anggota FPI dengan seragam khas mereka, putih-putih, malam itu memberi penghormatan terakhir untuk Osama. Dalam acara itu FPI juga memuja Osama yang dianggap sebagai simbol perlawanan Islam terhadap Amerika Serikat (AS).

"Osama bin Laden (mati) sebagai syahid," kata Sekjen FPI Ahmad Sobhari Lubis dalam pernyataan sikapnya yang diawali pembacaan shalawat dan do’a.

Pekikan 'Osama Pahlawan', malam itu terus membahana diselingi pekikan 'Obama teroris' dan 'Amerika Hancurkan'.

FPI sebenarnya tidak masuk dalam daftar jaringan Al Qaeda di Indonesia. Tapi toh kematian Osama disesali kelompok garis keras ini.

Doa bersama yang digelar FPI cukup merefleksikan betapa Osama mempunyai banyak pemuja, pembela dan bahkan pengikut di Indonesia. FPI memandang Osama sebagai mujahid sejati yang berjuang untuk membela kepentingan Islam. Osama juga dinilai telah berjasa mengajarkan kepada umat Islam tentang arti perjuangan dan pengorbanan.

FPI tidak sendirian mengagumi Osama. Dalang pengeboman Menara Kembar World Trade Center (WTC) New York 11 September 201 itu juga dikagumi oleh terdakwa terorisme Abu Bakar Baasyir. Ia pun mengutuk AS atas tewasnya Osama. Bagi Baasyir, Osama merupakan ulama besar yang berjihad. "Osama itu merupakan seorang ulama mujahid besar," kata Baasyir lewat asisten pribadinya, Hasyim.

Baasyir merupakan pemimpin Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) yang disebut-sebut sebagai pendukung gerakan Osama bin Laden. Maka tidaklah aneh bila Baasyir pun mengutuk AS atas tewasnya Osama. "Terbunuhnya dia akan menimbulkan azab dari Allah. Begitu yang dikatakan beliau [Ba'asyir]," ujar Hasyim.

Meski mengutuk AS atas tewasnya Osama, JAT tidak akan melakukan aksi doa untuk Osama. Pasalnya, kepastian kematian Osama belum mereka percayai kebenarannya. "Kita belum meyakini 100 persen kebenaran berita itu," kata juru bicara JAT, Sonhadi, kepada detikcom.

Menurut Sonhadi, yang juga menerima pesan khusus dari Abu Bakar Ba’asyir, dengan tewasnya Osama bin Laden justru tidak akan menyurutan perjuangan pada pendukungnya selama ini. "Malah akan semakin membangkitkan semangat," begitu ujarnya singkat.

Para anggota Jamaah Islamiyah (JI) juga menjadikan Osama sebagai panutannya. Mantan anggota JI Farihin menganggap Osama sebagai sosok yang komplet untuk diidolakan sebagai pejuang Islam.

"Saya menilai Osama sebagai Mujahid yang menjadi inspirator untuk melawan AS dan sekutunya. Dalam jidhad ada tiga hal, dengan tangan, lisan dan harta. Sosok Osama paling komplit, semua ada sama dia," ungkap Farihin kepada detikcom seraya memuji pimpinan Al Qaeda itu.

Osama bin Laden ditembak mati pasukan elite khusus AS, SEAL Team 6, di kota Abbottabad, Pakistan, Senin (2/5/2011) dini hari waktu Pakistan, atau Minggu (1/5/2011) waktu AS. Jasad gembong teroris itu segera dibuang ke laut dalam waktu 24 jam setelah tewas.

Sosok Osama selama ini memang menjadi kontroversi. Ia dibenci dan diburu AS sebagai dalang rangkaian pengeboman di dunia. Tapi di sisi lain, tidak sedikit yang justru mengaguminya dan menjadikannya simbol 'pejuang' yang melawan Amerika Serikat (AS) atas penindasan terhadap negara muslim terutama dalam kasus Afghanistan dan Palestina.

Di Indonesia sendiri, keberadaan Osama bin Laden dan Al Qaeda menjadi inpisari bagi kelompok teroris dan kelompok radikal. Beberapa kasus teror bom yang terjadi di tanah air, misanya Bom Bali I dan II, Bom Kedubes Australia, Bom Marriot I, II dan Ritz Carlton hampir mirip dengan serangan yang dilakukan oleh kelompok Al Qaeda. Walau pun keterkaitan langsung dengan Al Qaeda juga masih tanda tanya.

Kegiatan para pembela Osama di Indonesia bila masih sebatas menggelar doa tentu masih bisa dibiarkan. Tapi acara itu menjadi peringatan betapa radikalisme di Indonesia sudah pada titik yang mengkhawatirkan. Penelitian Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LaKIP) menjadi buktinya. Survei LaKIP menunjukkan 48,9 persen siswa dan guru di Jabodetabek setuju dengan aksi radikal demi agama. Padahal radikalisme menjadi akar dari terorisme.

"Selama radikalisme ada, jaringan teroris itu akan tetap hidup. Terorisme merupakan anak kandung dari radikalisme dan radikalisme merupakan gerakan politik yang dilakukan dengan cara kekerasan," jelas Kepala Desk Koordinasi Penanggulangan Terorisme (DKPT) Kementerian Polhukam, Ansyaad Mbai.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj mengimbau keseriusan seluruh elemen masyarakat, utamanya pemerintah agar terus meningkatkan langkah-langkah untuk membendung radikalisme.

"Konsistensi dan komitmen menolak radikalisme tidak boleh pudar. Kita tidak boleh berkata lelah untuk menolak ajaran-ajaran radikal," katanya.

Said menjelaskan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam membatasi ajaran radikal adalah melalui pendekatan konsititusi, pendekatan sosial, dan pendekatan keamanan adalah langkah terakhir. Menurut dia masyarakat harus diingatkan kembali bahwa Indonesia dengan adat ketimurannya adalah bangsa yang santun dan ramah, jauh dari radikalisme.

sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/05/05/115224/1633013/159/tak-sedikit-yang-anggap-osama-pahlawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar